Kamis, 13 Juli 2017

KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI THORNBURY

KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI THORNBURY:


1.    Proses-proses dan hukum fisika yang sama bekerja sekarang, bekerja pula pada waktu geologi yang, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang.
Prinsip ini dikenal dengan prinsip Uniformitarianisme yang dikemukakan oleh Hutton pada tahun 1785. Hutton berpikir bahwa “the present is the key to the past” dimana proses-proses geologi yang terjadi di masa lampau terjadi juga pada masa sekarang dengan intensitas yang sama. Namun seperti yang kita ketahui pada masa sekarang ini proses-proses geologi yang terjadi pada masa lampau tidak selalu terjadi dengan intensitas yang sama pada masa sekarang ini. Contohnya adalah Glasial yang lebih significant di jaman pleistosene daripada jaman sekarang ini.

2.      Struktur geologi merupakan factor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.
Konsep ini mengatakan bahwa faktor yang menyebabkan perbedaan pada bentang lahan adalah struktur geologi, proses-proses geomorfologi, dan tahap-tahap perkembangannya. Tetapi beberapa ahli geomorfologi sekarang ini meragukan tahap-tahap perkembangan  sebagai faktor pembeda bentang lahan namun tidak ada geologis yang meragukan betapa pentingnya struktur geologi dan proses geologi dalam pembentukan bentang lahan tersebut. Struktur geologi yang dimaksud adalah ciri-ciri dari batuan tersebut seperti; kehadiran kekar, lipatan, patahan, kekerasan dari unsur-unsur pokok mineral pembentuk batuan, dan ketahanan mineral terhadap perubahan kimia.  Struktur geologi juga dapat digunakan sebagai penunjuk stratigrafi atau hubungan antar strata batuan. Sedangkan proses geomorfologi dapat digunakan untuk menunjukkkan kekerasan dan ketahanan atau kelemahan dan ketidaktahanan batuan. Suatu batuan dapat tahan terhadap suatu proses namun tidak tahan terhadap terhadap proses lainnya. Iklim yang bervariasi dapat menyebabkan ketahanan yang berbeda-beda dari batuan.

3.      Relief terbentuk karena proses geomorfologi berjalan pada kecepatan yang berbeda.
Proses gradasi di permukaan bumi ini memiliki hasil yang berbeda-beda disebabkan karena sturktur dan litologi batuan yang terdapat di kerak bumi dan ketahanan terhadap proses gradasi. Perbedaan komposis dan struktu batuan tidak hanya bergantung pada variabilitas daerah geomorphic tetapi juga pada topografi local. Walaupun litologi dan struktur yang bervariasi merupakan factor utama yang berkontribusi terhadap diferensiasi dari permukaan bumi, mereka tidak berarti satu-satunya alasan mengapa proses geomorfik dalam batas yang sempit dapat berlangsung dengan tingkat yang berbeda-beda.

4.   Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang khusus pada bentuk lahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu karakteristik tertentu pada bentuk lahannya.
Daerah yang mempunyai struktur dan litologi yang sama, daerah tersebut akan menunjukkan perbedaan relief yang nyata. Contoh, dua bentuk lahan yang ekstrim yaitu bentuk lahan daerah perbukitan dan dataran banjir. Erosi yang terjadi di daerah perbukitan yang berlereng curam, menghasilkan gully erosion. Bentuk alur tersebut menunjukan bahwa telah terjadi penggerusan tanah oleh agen erosi (air) secara vertikal yang in-tensif akibat dari gerakan air limpasan yang cepat (energi tinggi) pada lereng yang curam. Sebaliknya, erosi di daerah yang relatif datar (yaitu daerah da-taran banjir) menghasilkan alur yang dangkal tetapi lebar, berkelok-kelok (po-la meander). Karakteristik itu menunjukan telah terjadinya erosi ke arah late-ral yang lebih dominan daripada yang ke arah vertikal. Jadi, proses geomorfik (dalam hal ini erosi) di kedua landform tersebut tetap membekas pada ben-tuk lahan yang terbentuk melalui proses itu.

5.   Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan suatu urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada masing-masing tahap perkembangannya.
konsep ini dapat menunjukan tingkat erosi, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk klasifikasi bentuklahan suatu daerah. Erosi oleh air limpasan akan menghasilkan bentuk lahan tempat terjadinya erosi, transportasi, dan deposisi pada posisi lereng yang teratur (berurutan). Erosi oleh angin menghasilkan bentuk lahan yang dicirikan oleh cekungan/ lembah dan gundukan/bukit partikel debu dan pasir dengan urutan sesuai dengan arah dan kecepatan agen erosi (angin). Kedua erosi dengan agen erosi yang berbeda tersebut dapat saja terjadi di daerah yang sama, jika di daerah itu pernah terjadi perubahan iklim yang ekstrim. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh kerja dari kedua agen erosi itu akan tampak secara berurutan (sequential), sesuai dengan waktu kejadian dan intensitasnya.

6.  Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana
Perkembangan bentuk muka bumi umumnya sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses yang sederhana. Banyak kenampakan bentuklahan individual yang terbentuk oleh beberapa proses geomorfologi, dan sangat jarang ditemukan bentuklahan yang dicirikan oleh suatu proses geomorfik saja, meskipun kita dapat menunjukan suatu proses yang dominan. Misalnya, erosi, tekanan tektonik yang menghasilkan suatu patahan atau angkatan, terjadinya gempa, dan longsoran tanah, menghasilkan proses pembentukan dan perkembangan permukaan lahan yang kompleks. Proses landform yang kompleks itu lebih banyak dijumpai daripada yang sederhana. Implikasi dari kenyataan itu bahwa interpretasi yang tepat tentang kejadian alam dan hasil proses alami itu sangat sulit karena kompleksitasnya. 

7.     Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman Tersier, dan kebanyakan dari padanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.
Diperkirakan bahwa setidaknya 90 persen permukaan tanah kita sekarang ini berkembang pada pasca tersier dan kemungkinan sebanyak 99 persen berkembang pada pertengahan pasca-miosen. Contohnya: Pegunungan Himalaya kemungkinan terlipat pertama kali pada kala kreataseous, kemudian pada kala eosen dan miosen. Kenampakan topografi dari Pegunungan Himalaya yang sekarang terbentuk pada kala pliosen dan topografinya yang lebih detil terbentuk pada kala pleistosen atau lebih muda. Masa tersier adalah 1,6 – 65 juta tahun yang lalu sebelum masehi (SM), sedangkan masa pleistosen adalah sekitar 1,6 juta tahun yang SM. Jadi, sebagian besar bentuk lahan yang ada sekarang jarang yang sangat tua, berdasarkan umur geologis. 

8.   Interpretasi secara tepat terhadap bentang lahan sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama masa Pleistosen.
Berkembangnya ilmu geologi mengatakan bahwa sebagian besar topografi di dunia merupakan perubahan geologi dan iklim selama kala Pleistosen yang memiliki efek luas pada topografi bumi saat ini. Glasial outwash dan material tiupan angin dari glacial yang diperluas ke daerah-daerah yang bukan glacial diperkirakan merupakan efek iklim. Tentu saja, di tengah garis lintang efek iklim terjadi secara mendalam. Ada bukti yang tak terbantahkan bahwa banyak daerah yang saat ini semi-kering memiliki iklim lembab selama usia glasial. Danau air tawar yang ada di banyak daerah saat ini memiliki drainase interior. Kita juga tahu bahwa banyak daerah sekarang memiliki suhu usia glasial yang ditemukan di bagian subarctic Amerika Utara dan Eurasia, di mana terdapat tanah yang permanen beku atau yang kemudian disebut dengan kondisi permafrost. Meskipun glasial mungkin peristiwa yang paling signifikan dari kala Pleistosen, kita tidak boleh melupakan fakta bahwa di banyak daerah yang dimulai selama kala Pliosen berlanjut sampai kala Pleistosen dan bahkan ke saat sekarang ini.

9.   Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari berbagai kepentingan didalam proses-proses geomorfologi yang berbeda.
Variasi iklim dapat mempengaruhi kinerja proses geomorfik baik langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung adalah terutama terkait dengan bagaimana iklim mempengaruhi jumlah, jenis dan distribusi nabati. Kontrol langsungnya adalah yang terkait dengan jumlah dan jenis curah hujan, intensitasnya, hubungan antara curah hujan dan penguapan, suhu harian, seberapa sering suhu turun di bawah titik beku, kedalaman penetrasi es, dan kecepatan dan arah angin. Namun demikian, factor iklim lain yang efeknya kurang jelas, seperti berapa lama tanah beku, frekuensi hujan deras yang turun, musim curah hujan maksimum, perbedaan antara kondisi di sisi angin dan bawah angin fitur topografi melintang terhadap kelembaban-bantalan angin, dan perubahan yang cepat dalam kondisi iklim dengan peningkatan ketinggian.

10. Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentanglahan sekarang, namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah perkembangannya.

Geomorfologi mempelajari terutama tentang asal-usul dari kehadiran bentang lahan tetapi kebanyakan bentang lahan yang ada sekarang terbentuk pada zaman atau periode geologi sebelumnya. Seorang Ahli Geomorfologi dengan demikian dipaksa untuk mengadopsi pendekatan historis jika ia ingin menafsirkan dengan benar sejarah geomorfik suatu daerah. Sifat historis geomorfologi diakui oleh Bryan (1941) ketika ia menyatakan: "Jika bentang alam adalah semata-mata hasil dari proses sekarang saat ini, tidak akan ada alasan untuk pemisahan studi bentang lahan sebagai bidang yang berbeda dari Dinamika Geologi. Perbedaan penting adalah pengakuan dari bentang alam atau sisa-sisa bentang alam yang dihasilkan oleh proses yang tidak lagi terjadi  sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar